
Verra Casting Film Bokep
Ini cerita mengisahkan seorang cewek yang sedang ikut casting untuk mendapatkan peran yang sesuai kriteria, pagi pagi wanita yang bernama Verra datang di sebuah perusahaan dan menemui bapak yang bernama Josua, ketemulah mereka berdua di tempat kantor Josua bekerja dia adalah manager casting perusahaan tersebut.
“Namanya siapa?” kata Josua lalu duduk dan mengambil setumpuk kertas di mejanya.
“Verra, lengkapnya Verra Wati.” jawab gadis itu.
Josua lalu mencari file gadis itu di tumpukan kertas yang dipegangnya.
“Tinggi 178 cm, berat 55 kg, usia 21 tahun,” Josua mengguman sendiri membaca data di depannya.
“Pernah main Sinetron atau pementasan sebelumnya?”
“Belum pernah.”
“Kamu tahu bakat kamu apa?”
“Aku dapat menyanyi, tenis dan bakat yang terbesar menurut aku adalah akting.”
“Kok tahu bakatnya akting?”
“Aku ahli mempermainkan perasaan orang Pak,” jawab Verra sambil tersenyum malu mengakui kalau ia sering mempermainkan orang.
“Bapak dapat buktikan sendiri,” tambahnya.
“Mempermainkan bagaimana maksudnya?”
“Aku dapat pura-pura menangis, sampai keluar air mata. Aku juga dapat marah atau membentak-bentak orang padahal dalam hati sih biasa aja.”
“Oke.. aku ingin lihat itu, tetapi nanti saja..!”
“Oh ya, Kamu panggil saja aku Josua. Tak usah terlalu formal OK..!” tambah Josua.
“Iya Pak.”
“Tu kan..!”
“Oh iya.” tersipu Verra, ternyata ia masih memanggil Josua dengan Pak.
“Baik Jo.!” kata Verra terlihat canggung waktu mengucapkannya.
“Ha.. ha.. ha.. ha..!” berderai tawa Josua melihat keimutan gadis di depannya.
“Cantik juga gadis ini, seksi, lugu, kulitnya putih. Wajahnya sangat keibuan, mirip Nia Daniati. Tubuhnya memang langsing tetapi toketnya montok juga. Andai saja ia istriku, pasti aku sarungan terus. Ha.. ha.. ha.. ha.. ha.. Kira-kira ia mau nggak ya?” Josua berkata dalam hatinya sambil tersenyum-senyum.
“Coba aja ah..!”
“Ya Jo?” Verra memajukan kepalanya, disangka Josua berkata padanya.
“Oh nggak..!”
“Kamu benar-benar ingin peran ini?” tanya Josua.
“Sangat ingin Jo..”
“Kamu tahu peran utama di film ini?”
“Tahu, yaitu seorang Gadis yang mengandung sebab diperkosa, lalu memilih untuk membesarkan anaknya sendiri,” jawab Verra.
“Pada adegan perkosaan, kamu mau memerankan sendiri tanpa pemain pengganti?” Josua ingin mengetahui keberanian gadis itu.
“Mau Jo.”
“Tak pa-pa sama keluarga?”
“Nggak..” Verra memang dari keluarga liberal. ia mengabiskan masa SMA-nya di USA mengikuti ayahnya dinas.
“Ternyata kamu memang ingin sekali peran ini ya?”
“Iya Ga, aku mau peran ini sebagai awal dari karirku di dunia film.”
“Apakah kamu tahu pendatang baru di dunia film mau melakukan apa saja untuk dapat peran?”
“Aku tahu Ga, Aku juga mau melakukan apa saja agar diterima.”
“Aahhh..! Benar kamu mau?”
Verra mengangguk.
“Kamu bersedia kalau diminta berhubungan seks?”
“Bersedia Jo.”
“Kalau diminta mengulum kontol, sorry nih ya, apakah mau juga?” tanya Josua sambil tersenyum. Josua merasa kontolnya mulai berdenyut-denyut.
Habis Baca Cerita Ku Jangan Lupa Nyepin Di Situs Terbagus (Nota4D) Server Thailand Resmi Di Indonesia 2025 / Menang Berapapun Di Bayar..!! Klik Nota4D Di atas Mainkan Sekarang , Banyak Bonus Lainya ( New Member Free Saldo 200k )
Verra Casting Film Bokep
“Mau Jo..”
“Kok mau?”
“Habis Josua ganteng sih, Ha.. ha.. ha.. ha.. ha..” tawa Verra berderai mendengar jawabannya sendiri. Josua pun tertawa mendengarnya.
“Entar kamu lapor polisi.”
“Kok lapor polisi, kan dua-duanya senang,” jawab Verra sambil tersenyum.
“Apakah kamu pernah melakukan sebelumnya?”
“Dua-duanya pernah Jo.”
“Maksudnya?”
“Ya melakukan seks pernah, mengulum kontol juga pernah.”
“Ooohh.. dengan siapa?”
“Dengan pacar,” jawab Verra.
“Di mana?” Josua tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang kisah seks Verra.
“Di rumah, 2 tahun yang lalu waktu semuanya lagi pergi.”
“Awalnya gimana?” lanjut Josua lebih semangat.
“Waktu itu kami ganti baju untuk berenang, tetapi sebab ganti bajunya bareng satu kamar, kami jadi sama-sama terangsang. Terus mulai deh kami bercumbu dan akhirnya kami berhubungan seks.”
Josua merasakan kontolnya semakin keras. Ingin rasanya menyelipkan kontolnya dalam memek milik gadis cantik di depannya.
“Kamu mau nggak menceritakan secara lengkap?”
“Kok gitu Jo?”
“Kok gitu gimana?”
“Kenapa… kenapa nggak kita aja yang melakukannya?” kata Verra. Verra merasa dengan begitu maka peran itu pasti jatuh ke tangannya.
“Ooohh, aku ingin dengar cerita kamu dulu aja deh.”
“Diringkas aja ya Jo?”
“Iya..!” jawab Josua tak sabar.
“Kami waktu itu akan berenang, rencananya mau ganti baju renang di kamarku. Setelah masuk kamar, kami mulai membuka baju. Aku membuka lemari pakaian, lalu membuka kaos dan celana pendekku. Sehingga aku tinggal memakai baju dalam saja.
Risih juga berpakaian seperti itu di depan orang lain. Tetapi ini kan pacarku, jadi ya kupikir tak apa-apalah. Aku melirik ke samping, terlihat pacarku sudah membuka seluruh pakaiannya dan tinggal mengenakan celana dalam saja. Berdesir juga tubuhku. Aku merasa bibir kemaluanku mulai berdenyut, “Verra menggigit bibirnya.
“Kalau tak ingat aku ini perempuan pasti langsung kudatangi dia. Kuputuskan untuk lanjut mencari baju renang. Ketika sedang memilih baju renang yang merah atau yang biru, kudengar pacarku melangkah mendekat.
Makin dekat dan makin dekat, lalu terasa hembusan nafasnya di leher ini. Waktu itu aku merasa tegang sekali, menduga-duga apa yang akan ia lakukan. Jantungku berdetak kencang dan memek ini sepertinya berdenyut-denyut,” kata Verra sambil memegang rok bawahnya.
“Tiba-tiba ia menelusupkan tangannya di antara pinggang, memelukku dan merapatkan badannya, sehingga punggungku dan dadanya bersentuhan. ia mencium telingaku, gelii banget..” Verra berkata sambil mengangkat pundaknya seakan ia sedang kegelian di bagian telinga.
“Dia mempererat pelukannya sehingga dadanya makin rapat ke punggungku. Ciumannya lalu turun ke leher, rongga memekku rasanya makin berdenyut dan rasanya agak basah di bibirnya. Lalu pantatnya mulai bergerak-gerak digesekkan naik turun ke pantatku.
Terasa benjolan kontolnya di antara belahan pantatku. Selama itu aku diam saja sebab tak tahu harus bagaimana. Setelah beberapa menit ia membalikkan badanku sehingga kami saling berhadapan.”
“Diciumnya bibir ini, kami saling berpagutan. Lidah kami saling bersentuhan, kadang bibirku disedot, kadang digigit. Nikmat sekali rasanya. Tak pernah aku merasa sesenang itu. Tiba-tiba ia melepaskan ciumannya dan membopong tubuh ini.
Digendong ke arah tempat tidur. Aku direbahkan, sebenarnya malu juga terlihat dalam keadaan seperti ini dari depan tetapi sebab aku juga sudah terangsang aku mau aja,” Verra berhenti sebentar. Tak lama ia melanjutkan lagi.
“Pacarku lalu membuka bra-ku dilanjutkan dengan celana dalam. Pada saat dibuka gesekan antara tangannya dan kulitku menimbulkan perasaan yang nikmat sekujur tubuh. Aku merapatkan pahaku sebab aku benar-benar malu.
Melihat itu pacarku lalu memegang pahaku dan membuka secara perlahan lalu ia bilang jangan tutupi keindahan tubuhmu, selain itu aku kan pacarmu,” Verra berhenti sejenak lalu melanjutkan lagi ceritanya.
“Pahaku membuka begitu juga memekku, aku mencoba melihat apa yang terjadi pada kemaluanku saat terangsang. Kulihat warnanya menjadi lebih merah, bibir luarnya telah membuka dan kurasa memekku lebih tebal dari biasanya. Terlihat ada lendir yang menetes keluar,” Verra lalu menyilangkan kakinya.
“Setelah itu, ia pegang bahuku. ia pegang dan belai rambutku yang terurai di bahu. Perlahan-lahan dilepaskan celana renang dan celana dalamnya. Kulihat tubuh pacarku yang telanjang di depanku. ia lingkarkan tangan di pinggang dan mulai mendekapku lembut. Kami berpelukan dan bertautan bibir sambil jari-jarinya meraba dan menggosok seluruh badan.”
“Kok lama amat sih pemanasannya? Kapan kontolnya masuk ke memekmu?” Josua sudah tak sabar.
“Ceritanya lebih cepet dong..!” tambahnya lagi.
“Tuh kan, nggak sabar. Sudah kontol kamu aja yang diselipkan. Setelah itu terima aku main di film,” kata Verra. Selain ia ingin kepastian dapat peran, ia juga merasa terangsang mendengar ceritanya sendiri. Terasa memeknya sudah lembab.
“Oooh nggak.. nggak..! Lanjutin aja. Aku pengen tahu bagian memekmu meremas-remas kontol pacarmu.”
“Kalau itu yang kamu mau!” Verra membenarkan letak duduknya dan melanjutkan ceritanya.
“Setelah itu ia mengusap kedua toketku. Diremas dan dipermainkan putingnya sambil menggesek-gesekan batang kontolnya ke perutku. Lalu ia mencium toketku, perlahan diturunkan ciumannya ke bawah. Bibir kemaluanku dijilat, dijulurkan lidah dan menusuk ke dalam lubang memekku.
Dijilat, terus jilat dan dijilat sambil tangannya meremas-remas puting toketku. Aku terus melihat ke bawah mengamati perubahan yang terjadi di kemaluan ini. Setiap lidahnya dijulurkan ke dalam, maka memekku makin terbuka. Bibir memekku ditarik oleh giginya, rasanya sakit tetapi nikmat maka memekku akan monyong ikut tertarik. Kelihatan memekku berdenyut setiap lidahnya mengusap permukaan klitorisku..”
“Setelah sekian menit dalam posisi ini, ada rasa yang tak pernah aku alami sebelumnya. Sangat nikmat. Otot memekku seperti tersedot-sedot. Rasanya aku ingin menjerit-jerit dan berteriak untuk melampiaskan nikmatnya. Aku baru tahu kalau itu yang namanya orgasme,” lalu Verra terdiam seperti mengenang saat-saat itu.
“Jangan bilang kalau ceritanya sudah selesai, mana cerita kalian berhubungan seks dan kamu mengulum kontolnya?” Josua curiga cerita Verra telah selesai melihat Verra diam.
“Kok kamu diam sih..? ia kan belum orgasme. Mana mau ia cuma muasin kamu aja. ia pasti ingin juga ngerasain orgasme,” lanjut Josua agar Verra melanjutkan ceritanya.
“Itu kamu tahu. Kamu aja deh yang ngelanjutin,” sahut Verra sambil tersenyum.
“Waduh..! Kamu ngerjain aku ya? Ya nggak mau dong..!” jawab Josua ikut tersenyum.
“Hi.. hi.. hi.. hi.. hi..” berderai tawa Verra melihat reaksi Josua. Lalu Verra menarik napas sebentar dan melanjutkan ceritanya.
“Lalu ia merebahkan badanku ke kasur. Didekatkan pinggulnya ke selangkanganku. Pahanya berada di bawah pahaku. Aku tahu ia akan memasukkan kontolnya.
Sesungguhnya aku tak tahu apakah aku juga menginginkan hal itu. Terasa kepala kontolnya sudah menempel di bibir memekku. Geli juga rasanya. Tiba-tiba aku tersentak sebab rongga memekku terasa penuh. Tak jelas rasanya, antara perih dan nikmat..”
“Memek kamu memijat-mijat kontolnya tidak?” tanya Josua bersemangat. ia membayangkan nikmat yang dirasakan pacar Verra.
“Ya nggak tahu dong. Kan ia yang rasain,” jawab Verra.
“Kalau yang aku rasain, memek aku berdenyut-denyut, dan hangat sekali. Aku mencoba mendongakkan kepala melihat ke memekku, kemaluanku lebih menggelembung dan tebal. Kulihat juga pacarku memaju-mundurkan kontolnya ke dalam memekku. Memekku akan monyong setiap ia menarik kontolnya dan akan ikut masuk setiap ia menekan kontolnya.”
“Pacarku mendongakkan kepala dan memejamkan matanya. Peluh membasahi seluruh tubuh dan wajahnya. Makin lama rasa perih di kemaluanku makin hilang, yang tersisa hanyalah rasa nikmat yang luar biasa. Aku pun ikut menaik-turunkan pantatku berkebalikan arah dengan gerakan pacarku. Setiap permukaan memek dan klitorisku menyentuh pangkal kontolnya rasanya indah sekali..”
“Setelah itu yang kutahu aku memejamkan mataku, lalu aku merancau tak menentu. Hingga kurasakan rasa yang tadi kualami, memekku kembali seperti disedot-sedot. Aku berteriak dan menggigit bibirku. Rasanya lebih nikmat dari orgasme pertamaku. Tak lama pacarku juga berteriak. Ouughh katanya,” Verra tersenyum ketika ia menirukan ucapan pacarnya.
“Terasa hentakan di memekku. Pacarku menekan kontolnya sedalam mungkin ke memekku, sambil badannya terhentak-hentak. Terasa tembakan pejuh di ujung dalam kemaluanku sekitar 7 kali. Hangat sekali”
“Untuk berapa lama, kontolnya tetap terselip di memekku. Sepertinya kami berdua tak mau memisahkan kemaluan kami, kalau kata pacarku sih. Pejuhnya dan cairanku telah jadi lem. Ha.. ha.. ha.. Pacarku memang garing Jo,” berderai tawa Verra.
“Lalu cerita aku mengulum kontolnya terjadi setelah kami selesai bereng..” belum selesai Verra bicara Josua memotong ucapannya.
“Cukup.. cukup.. Aku sudah nggak kuat nih. Bagian kamu mengulum kontol dipraktekin aja. Aku janji deh kamu bakal dapat peran itu.”
Mata Verra langsung berbinar. Daripada mulut ini capek dipakai untuk bicara lebih baik dipakai untuk bekerja. Ternyata mulut seorang wanita dapat membantu kariernya.
“Ayo kita mulai,” lanjut Josua.
“Bagaimana awal ceritanya?” Josua berdiri mendekat ke arah Verra. Celananya tak dapat menutupi kontolnya yang ereksi, sehingga terlihat tonjolan di situ.
“Kami waktu itu berenang tak memakai baju. Jadi..” Verra berkata sambil jarinya memberi kode agar Josua membuka bajunya.
“Oh ya.. tentu saja,” jawab Josua sambil membuka kancing baju lalu reitsleting celananya. Dilepas semuanya. Setelah itu celana dalamnya. Kontolnya sudah penuh, keras dan tegak menunjuk ke arah Verra. Verra lalu membuka bajunya. Dilepas satu-satu seluruh kain yang melepas di badannya.
“Verra..! memekmu tebal sekali.” Josua terkejut melihat montoknya memek Verra.
“Nggak pernah aku lihat yang seperti kamu..”
“Verra..! Enggak usah dikulum deh. Kita ngeseks aja yuk..”
“Kamu mau dong..! Aku nggak tahan melihat itumu. Sudah pengen nyelipin kontol ke situ nih,” kata Josua sambil mengusap-usap kontolnya.
“Tentu aku setuju Ga. Dua-duanya kan jadi ngerasain nikmat.”
“Sekarang kamu naik ke atas sofa,” perintah Josua sambil membuang semua benda yang ada di sofa ruang kantornya.
Verra melangkah ke arah sofa. Direbahkan badannya perlahan, posisinya kini terlentang menghadap ke Josua. Pahanya dibuka mempertunjukan seluruh alat kemaluannya. Bibir memeknya telah membuka, merekah sehingga bagian dalam dari memeknya terlihat jelas. Merah, basah dan berdenyut. Tentu nikmat sekali merasakan pijitan otot-otot di memek itu.
“Uoogh…” tanpa terasa mulut Josua mendesah takjub menyaksikan keindahan bukit kemaluan yang tebal itu. Belahan bibir kemaluannya yang sedikit kecoklatan terlihat sangat tebal membentuk sebuah bukit kecil. Bibir luarnya masih terbuka seakan memanggil-manggil Josua untuk menikmati.
Melihat hal itu, Kontol Josua semakin tegang. ia ingin sekali memasukkan kemaluannya ke lubang memek yang ada di depannya, merasakan jepitan dan pijitannya. Jelas sekali Josua melihat memek itu berdenyut-denyut. “Terbayang betapa nikmatnya kalau kontolku dapat masuk ke situ,” guman Josua dalam hatinya.
Josua mendekat dan berlutut di selangkangan Verra. Lalu tangan kirinya merekahkan bibir kemaluan Verra, sedangkan tangan kanannya mengarahkan kontolnya agar arahnya tepat. Dengan lembut Josua menyelipkan kontolnya ke dalam kemaluan Verra yang basah. Josua berhenti sejenak ketika kepala kontolnya masuk 1/4. ia memejamkan matanya menahan nikmatnya perasaan saat itu.
“Uughh…” ujar Josua.
Perasaan luar biasa ketika kepala kontolnya menggesek bibir memek Verra. Verra mungkin mengira batang kontol itu akan dimasukkan seluruhnya, sebab begitu kepala kontol menyelip di antara bibir kemaluannya terlihat ia membuka kedua pahanya lebar-lebar. Tetapi ternyata Josua menghentikan gerakannya.
“Lagi Jo, masukin lagi..!” Verra merengek ketika mengetahui Josua menahan gerakannya.
“Jangan berhenti Jo.. masukin semuanya,” Verra merengek lagi sebab Josua masih memejamkan mata menikmati 1/4 kontolnya yang sedang diremas-remas oleh otot memek Verra.
Josua yang memang ingin seluruh bagian kontolnya menikmati pijitan tentu saja mengikuti permintaan itu, ia lalu menekan kontolnya lebih dalam perlahan-lahan sampai akhirnya semuanya masuk.
“Ouugghh..!” Josua melenguh ketika pangkal kontolnya menyentuh lubang kewanitaan Verra. Terasa seluruh kontolnya digenggam erat oleh memek Verra.
“Ahhkkk..! Tekan Jo, tekan yang keras..!” rengek Verra sambil menggigit bibirnya.
“Kayak gini bukan?” lalu Josua menghentakkan pantatnya ke depan, sehingga mulut memek Verra terdorong dengan keras.
“Oughh..” teriak Josua.
“Aaahhkkk..! Gila Jo..! Lagi Jo..!” rintih Verra merasakan nikmat.
Josua lalu menarik kontolnya, memek Verra terlihat monyong. Setelah tertarik setengah didorongnya lagi pantatnya seperti tadi.
“Aaahkkkk..!” bersamaan mereka berteriak.
Josua lalu memaju-mundurkan pantatnya. ia menarik sampai sekitar 50 persen panjangnya, lalu menekan lagi hingga masuk semuanya. Josua terus melakukan itu. Sementara itu Verra tetap merancau tak karuan. Sedangkan Josua lebih banyak diam.
“Aahhkk.. Josua.. enaak.. hiks.. hiks.. hikss ooohh..”
“Yaahh.. tusuk yang keras.. hmm.. Oughh.. yaa.. terus Jo..”
“Sshhh.. ssshhh.. oughh.. enak Jo, terus.. terus.. tarik dorong yang keras Jo..!”
“Oougghh.. oh.. oh.. oh.. oh..” Verra terus menjerit-jerit. Memeknya menjepit keras kontol Josua.
“Ough.. terus Jo..!” Verra menggelepar-gelepar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Lubang memek Verra semakin basah, dan meremas-remas batang kemaluan Josua.
“Uhh.. hu.. hu.. huu..” terdengar suara Verra seperti merintih, menahan nikmatnya sodokan kontol Josua. Verra makin membuka kakinya. Ditariknya kakinya ke atas, sehingga lututnya menyentuh dadanya. Hal ini membuat Josua makin leluasa memasukkan kontolnya.
“Jo.. bentar lagi Jo.. aku mau dapat.!” teriak Verra ketika merasakan orgasmenya akan datang, rongga kewanitaannya menjadi lebih berdenyut, seperti menggigit lembut kontol Josua. Verra menaikkan pantatnya agar kontol Josua makin dalam mengisi memeknya.
“Ouughhh… Jo.. hiks.. hiks.. hu.. hu..” Verra kembali merintih kenikmatan. Kedua tangannya meremas-remas pundak Josua.
Sesaat sebelum Verra mencapai orgasme. Josua tiba-tiba merenggut pantat Verra, mencengkeramnya. Dihentak-hentakkan pantatnya ke bawah lebih cepat. Hal ini membuat gesekan antara kontol dan rongga memek makin cepat. Josua terus melakukannya hingga pada hentakan terakhir ditekannya pantat lama sekali ke bawah.
Verra merasakan senjata Josua semakin besar, memek Verra terasa semakin penuh, Josua mencapai orgasmenya.
Josua lalu mencium bibir Verra.
“Terima kasih Ver..”
Verra mencium balik. Mereka berpagutan beberapa saat. Tubuh mereka berkeringat, basah sekali.
Setelah agak lama Josua menjauhkan bibirnya dan mencabut kontolnya. Terdengar bunyi, “Plop..!” ketika kedua alat kenikmatan itu dipisahkan.
“Kamu aktris berbakat Ver..! kamu akan dapat peran di film itu, tetapi bukan sebagai peran utama. Kamu jadi teman SMA si pemeran utama,” kata Josua sambil memakai celananya.
“Lhoo..! Ngga.. katamu..” belum selesai Verra bicara Josua sudah bicara.
“Aku memang bilang kamu akan dapat peran. Tetapi aku tak bilang kalau itu peran utama. Kalau tak mau ya udah. Kalau mau peran utama, nanti tunggu film yang baru lagi, kamu casting lagi sama saya. Kita lihat kamu serius tak menjalani kariermu.”
“Sekarang kamu mau nggak peran tadi?” lanjut Josua bertanya.
“Mau dong, tetapi kiraiinn.!”
“Mau nggak?” tanya Josua lagi.
“Iya.. iya.. mau..!” jawab Verra sambil memakai bajunya.