
Genjot Mang Yanto Penjaga Sekolah
Aku terbangun ketika aku merasakan tubuhku digoyang seseorang, ternyata Mbok Siti yang membangunkanku. Untungnya, Mbok Siti pulang lebih awal sehingga ada yang membangunkanku karena jam wekerku mati, setelah mataku sudah bisa dibuka lebar, aku langsung mandi dan bersiap-siap, kemudian aku pergi ke sekolah dengan ojek.
Di pangkalan ojek, para tukang ojek berebutan untuk memboncengiku karena selain aku wanita, wajahku cantik, dan juga seragam sekolahku sangatlah sexy, tentu saja mereka pada berebut. Tentu saja ketika aku sampai di sekolah, teman-teman cowokku menyapaku dan berebutan memintaku untuk jalan bareng ke kelas. Tapi, aku menolak karena aku sedang ingin jalan ke kelas sendirian.
Aku belajar di sekolah seperti biasa sampai pulang ke sekolah. Setelah pulang, aku mengobrol-obrol dengan teman-temanku di kantin sekolah, seperti biasa banyak teman-teman cowokku yang ingin duduk dekat aku, aku sih gak masalah yang penting bisa nyambung kalau bicara denganku.
Ketika aku sedang mengobrol dengan teman-temanku, aku melihat tukang sapu sekolahku mencuri-curi pandang kepada aku dan disaat mata kami saling bertemu, aku memberikan senyuman dan dia juga membalas dengan senyuman. Sifat gila dan nakalku mulai kambuh lagi karena aku ingin memberikan tubuhku kepada tukang sapu sekolah yang sudah berusia 60 tahun itu.
Lalu aku mengobrol dengan teman-temanku sampai sekitar jam 6 sore sehingga satu per satu temanku sudah dijemput oleh supir mereka ataupun ayah mereka. Hingga tinggal aku yang ada di kantin sekolah, sedangkan orang yang berjualan di kantin juga sudah pulang semuanya. Seram juga sendirian di kantin, jadi aku pergi untuk menjalankan rencanaku yaitu menggoda tukang sapu sekolah yang bernama Mang Yanto. Setelah aku cari-cari tidak ketemu dan juga keadaan bertambah seram, aku berniat untuk pulang ke rumah, tapi sebelumnya karena suasana yang lumayan dingin, aku jadi ingin ke kamar mandi.
“Oh ya, baju neng keliatannya sempit banget ya”.
“Abisnya gak ada baju lagi sih, emang kenapa mang, seragam aku bikin nafsu ya”.
“Iya, baju neng tuh sexy banget,,”.
“Tapi amang suka kan?”, melihat aku tidak menolak mengobrol hal-hal yang jorok, Mang Yanto semakin mengarahkan obrolan kami ke arah yang berbau sex dan sepertinya Mang Yanto sudah sangat bernafsu melihat tubuh putihku yang dibalut seragam super ketat dan super mini.
Aku baru ingat kalau aku biasa pusing lalu pingsan setelah meminum obat pencegah kehamilan. Benar saja, tiba-tiba kepalaku pusing tujuh keliling dan aku langsung tak sadar kemudian tubuhku langsung ambruk ke Mang Yanto, setelah itu aku tidak tau lagi. Aku mulai sadar ketika kurasakan benda asing memasuki vaginaku, spontan kubuka mataku dan aku melihat Mang Yanto sedang memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginaku sementara tangan satunya menutupi mulutku. Mang Yanto terus mengobok-obok vaginaku dengan 2 jarinya, 10 menit kemudian aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan seperti, lalu tubuhku mengejang dan akhirnya cairan vaginaku mengalir deras.
“Maaf neng, amang udah gak tahan”, aku mengatur nafasku dulu baru aku menjawab
“Ah, gak apa-apa kok mang, aku tau kalau gak ada laki-laki yang tahan kalau ngeliat aku pake seragam ini”.
“Bener nih non, gak apa-apa?”, tanyanya lagi,
“Iya, bener, tapi jangan disini donk, gak enak, serem lagi”, balasku karena aku dikerjai di bangku kantin.
“Yaudah, yuk ke gudang aja”. kata Mang Yanto
“Oiya, ngomong-ngomong celana dalamku kemana?”.
“Nih, tadinya mau Mang Yanto buang tapi takut non marah”.
“Untung gak dibuang, kalau dibuang kan tar pulang vaginaku bisa disemutin”.
“Emangnya vagina neng manis ya”.
“Ntar deh cobain, pasti amang sampe ketagihan”.
“Wah, jadi pengen cepet-cepet”.
Tanpa terasa sudah di depan gudang, lalu kami berdua masuk ke gudang. Setelah menyalakan lampu, Mang Yanto langsung meraba-raba tubuhku, meremas-remas dadaku serta menciumi leher jenjangku yang putih dari belakang. Dia meneruskan aktivitasnya sambil membuka kancing bajuku, setelah kancing bajuku terbuka semua, Mang Yanto kini menurunkan rokku sehingga kini bagian bawahku sama sekali tidak ada penghalang yang membuatku bisa merasakan batang penis Mang Yanto sudah tegak mengacung ke pantatku.
Lalu aku menyuruh Mang Yanto untuk melepaskan dekapannya dulu, setelah pelukannya dilepas, aku membalikkan tubuhku dan membuka baju serta bhku sehingga tubuh putih mulusku terpampang jelas di depan tukang sapu sekolah yang pantasnya menjadi kakekku. Baru saja bhku kulepas, Mang Yanto langsung melahap kedua daging kenyalku. Aku hanya berkata dalam hati
“Dasar lelaki, gak tua, gak muda, kalau udah ngeliat cewek cakep telanjang langsung nyosor”.
Tapi konsentrasiku terpecah karena Mang Yanto menggigit dan menarik-narik kedua putingku bergantian dengan mulutnya yang sedikit ompong itu.
Aku hanya mendesah menikmati jilatan demi jilatan di setiap senti kedua daging kenyalku. Setelah kedua buah dadaku sudah dipenuhi air liurnya, Mang Yanto menggelar tikar lalu menyuruhku tiduran di atas tikar itu dan melebarkan kakiku karena dia ingin menjilati vaginaku. Kulakukan semua perintah Mang Yanto. Kini vaginaku yang merah merekah dan sudah basah akibat cairanku sendiri terpampang jelas seolah menantang Mang Yanto untuk segera melahapnya. Rupanya Mang Yanto ingin melahap vaginaku dan ingin penisnya di oral olehku secara bersamaan, makanya kami mengambil posisi 69 dengan aku diatasnya.
Lalu aku mulai menikmati rokok daging Mang Yanto yang sudah berdiri tegak sementara vaginaku sudah dijilati Mang Yanto di bawah sana. Kukeluarkan tekhnik oralku, kusentil-sentil lubang kencingnya dengan lidahku, kujilat-jilati buah zakarnya, dan kutelusuri setiap milimeter dari batang penis Mang Yanto.
Tapi, gara-gara kulumanku, Mang Yanto malah jadi tambah semangat menjilati vaginaku yang membuatku merasa sangat nikmat sehingga aku harus menghentikan kulumanku karena aku merasa sebentar lagi akan mencapai orgasme. Mang Yanto semakin membuatku semakin keenakan karena selain dia menjilati vagina dan klitorisku, dia juga memasuk-masukkan 2 jarinya ke dalam vagina dan anusku secara bergantian lalu akhirnya beberapa detik kemudian, cairanku mengalir deras dari vaginaku yang langsung diseruput Mang Yanto sampai berbunyi,
“Ssllurrppp,,,,”.
“Vagina neng emang bener-bener manis banget, amang jadi ketagihan”, kata Mang Yanto setelah meminum habis cairan vaginaku.
“Bener kan kataku, semua laki-laki yang pernah ngerasain vaginaku pasti pada ketagihan deh”, balasku pada Mang Yanto yang kini mulai menjilati vaginaku lagi, sementara aku melanjutkan kulumanku.
Sudah 15 menit aku mengulum penis keriput Mang Yanto tapi sama sekali tak ada tanda-tanda akan orgasme, ini membuatku bingung karena tidak ada laki-laki yang bisa tahan sampai selama ini kalau aku sudah mengeluarkan tekhnik oralku.
“Tapi masa bodoh ah, yang penting ada penis yang bisa aku jilati”, pikirku dalam hati.
Lalu 5 menit kemudian aku mengalami orgasme lagi dan cairan vaginaku langsung diseruput habis oleh Mang Yanto seperti sebelumnya.
Lalu aku berkata “udah dong mang, masa vaginaku cuma dijilati doang, tusuk dong pake penis amang”.
“Ok neng, penis amang juga udah gak sabar pengen ngaduk-ngaduk vagina neng”, balas Mang Yanto.
Kemudian aku memutar badanku sehingga wajah kami saling bertemu lalu kami berciuman sangat mesra dan bergairah, lidah kami saling membelit, setelah aku melepaskan cumbuanku.
Mang Yanto berkata “bibir non rasanya kayak lemon manis ?”.
Kebetulan tadi pagi aku memakai lipgloss rasa lemon, jadi mungkin terasa oleh Mang Yanto. Lalu aku memegang penis Mang Yanto yang berukuran 14 cm dan berdiameter 7 cm, kemudian aku menuntun penis Mang Yanto ke dalam vaginaku dan lalu ketika penis Mang Yanto sudah berada di dalam vaginaku, aku menurunkan pinggulku sementara Mang Yanto menaikkan pinggulnya sehingga aku merasakan seolah penis Mang Yanto menancap sangat dalam sampai mentok.
Kemudian Mang Yanto mulai memompa penisnya keluar masuk di dalam vaginaku sementara aku menaikkan badanku ketika Mang Yanto menarik penisnya dari vaginaku dan aku menurunkan badanku ketika Mang Yanto memasukkan penisnya ke dalam vaginaku sehingga penisnya tertanam sangat dalam di vaginaku.
Sambil terus menggenjotku, Mang Yanto berkata,
“neeng,,, keset baanggeet”, aku hanya membalas dengan desahan-desahan karena sangat nikmat.
Tak terasa sudah 30 menit Mang Yanto menggenjot vaginaku, tapi tidak ada tanda-tanda akan orgasme, malah Mang Yanto mengganti-ganti caranya menghujamkan penisnya ke dalam vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya kuat-kuat ke dalam vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya secara cepat lalu mengeluarkannya secara perlahan, dan kadang aku hanya diam sedangkan dia terus memompa vaginaku tanpa ampun. Kemudian dia minta berganti posisi, kali ini aku yang dibawah sementara Mang Yanto menindih tubuhku dan mulai memompa penisnya di dalam vaginaku lagi.
Memang luar biasa kakek yang satu ini, tak kusangka dalam umurnya yang sudah 60-an ini masih bisa membuat ABG sepertiku berkali-kali mengalami orgasme sedangkan dia sama sekali belum menunjukkan akan orgasme. Vaginaku sudah banjir akibat cairan vaginaku sendiri sehingga menimbulkan bunyi “Cleek,,,Clekk,,,Clekk”, saat Mang Yanto memompa vaginaku.
Aku sudah tak kuat lagi karena tenagaku sudah habis terkuras akibat berkali-kali mengalami orgasme sehingga aku hanya bisa mendesah lemah merasakan penis Mang Yanto yang kuat dan perkasa keluar masuk vaginaku, sementara Mang Yanto terus menggenjot penisnya, lidahnya masuk ke dalam mulutku yang langsung kusambut dengan cara menghisap lidahnya dan membelitnya dengan lidahku, kemudian dia melepaskan ciumannya dan berkonsentrasi lagi pada genjotannya terhadap vaginaku.
Akhirnya, 25 menit kemudian, Mang Yanto mempercepat sodokannya lalu dia berkata “neeeng, ke,,,ke,,luarin,,,,di,,,di,,,mana?”.
“Di,,,da,,,,lem,,,ajjjaaa”, balasku.
Tak lama kemudian, Mang Yanto menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku dalam jumlah yang sangat banyak.
Setelah yakin spermanya sudah tidak keluar lagi, Mang Yanto mengeluarkan penisnya yang berlumuran sperma dan cairan vaginaku dari dalam vaginaku, lalu dia mengorek-ngorek vaginaku dengan 3 jarinya dan kemudian dia menyodorkan penisnya ke mulutku yang langsung kusambut untuk merasakan spermanya dan cairan vaginaku sendiri.
Setelah penisnya bersih, kini Mang Yanto menyodorkan 3 jarinya yang berlumuran sperma dan cairanku, langsung kumasukkan 3 jari keriput Mang Yanto ke dalam mulutku dan kemudian kujilati semuanya sampai bersih. Lalu dia duduk di kursi untuk beristirahat sementara aku juga berbaring lemah di tikar, untuk 10 menit ke depan ruangan itu hanya dipenuhi suara nafas kami yang tersengal-sengal dan juga suara jangkrik dari luar.
“Neng, gak nyuci vagina dulu”.
“Gak, ah males, emang kenapa?”.
“Nggak, emangnya neng gak takut hamil?”.
Karena sudah kebiasaan di gangbang, tubuhku merasa segar setelah beberapa menit beristirahat, lalu aku bangkit menghampirinya dan duduk di atas pahanya, kemudian penisnya kumasukkan ke dalam vaginaku yang masih basah tak karuan, lalu kutekan kepalanya ke dadaku dan kusuruh untuk menjilati seluruh bagian dadaku.
“Aku sayang banget sama Mang Yanto , jadi aku gak takut kalau punya anak dari Mang Yanto”.
“Iyaa,,, tapi kan kalau neng hamil bisa berabe!”.
“Hahaha,,, tenang aja lagi mang, aku udah minum obat pencegah hamil jadi gak mungkin hamil”.
“Fiuh, amang takut kalau punya anak lagi”.
“Emangnya amang punya anak berapa?”.
“Gara-gara penis ini, amang punya 5 anak laki-laki yang sekarang sudah berkeluarga”.
“Terus istri amang kemana?”.
Genjot Mang Yanto Penjaga Sekolah…!!!
“Udah meninggal duluan”.
“Oh, maaf mang aku gak tau”.
“Gak apa-apa, tapi ngomong-ngomong amang gak nyangka,, kalau neng Ayu kuat juga”.
“Aku lebih gak nyangka kalau Mang Yanto masih bisa bikin ABG kayak aku puas setengah mati”.
“Siapa dulu,,, Mang Yanto !!”, Lalu kurasakan penisnya sudah tegang lagi di dalam vaginaku.
“Aah, amang udah tegang lagi, cepet banget!!”.
“Ide bagus tuh, pasti lubang pantat neng seret ‘n sempit banget”.
Lalu kami mulai ronde kedua dengan lubang anusku menjadi sasaran keperkasaan penis Mang Yanto .
“Neng, emangnya gak takut ama HIV atau yang lain?”.
“Oh gitu, ngomong-ngomong udah jam 10 nih, neng mau pulang gak?”.
“Gak nyangka udah jam 10, penis amang sih bikin aku lupa daratan,,,hehe”.
“Ya udah, amang anterin ya”.
Lalu aku memakai pakaianku, setelah selesai memakai pakaianku, aku menggandeng tangan keriput Mang Yanto keluar gudang lalu menuju tempat parkir motor.
Kemudian aku diboncengi pulang dengan motor antik Mang Yanto, selama di perjalanan aku memeluk badan Mang Yanto dengan erat seperti memeluk pacarku sendiri. Setelah sampai di depan pintu gerbang rumahku, aku turun dari motor Mang Yanto.
“Neng, boleh gak kapan-kapan kita ngentot lagi?”.
“Gak usah kapan-kapan, setiap jam 7 malam abis pulang sekolah, tubuhku milik amang”.
“Beneran nih neng?”.
“Bener mang, kan tadi aku udah bilang, aku sayang banget ama amang Yanto, jadinya aku seneng kalau tiap pulang sekolah bisa ketemu amang ama penis amang yang mantap itu, tapi ada saratnya nih mang”.
“Syaratnya apaan neng?”.
“Yang pertama kalau pas siang harinya, sikap amang harus biasa aja ke aku soalnya aku takut ketauan ama sekolah”.
“Ok,, amang sanggup, terus apaan lagi neng saratnya?”.
“Syarat yang kedua, amang jangan manggil aku neng lagi, mau gak?”.
“Terus amang manggil neng Ayu sayang boleh?”.
“Itu terserah amang, terus sarat terakhirnya amang jangan jajan sembarangan soalnya aku gak mau amang kena penyakit lagipula kan udah aku yang bisa bikin amang puas”.
“Gak nyangka saratnya gampang banget, kirain saratnya susah, yaudah neng, eh sayang, amang pulang dulu ya, udah capek nih”.
“Yaudah, ati-ati ya sayangku, besok malem lagi ya”.
Lalu aku mencium bibir tuanya, dan kemudian dia memacu motornya menjauh dari pintu gerbang rumahku, sedangkan aku masuk ke dalam rumahku.
Aku memberikan alasan belajar di rumah temen ke Mbok Siti, tapi Mbok Sitimengeluarkan kata-kata yang tidak dapat kupercaya.
“Jangan pake alasan itu, Mbok udah tau kalau non Ayu udah gak perawan ‘n sering tidur sama laki-laki kok”. Mataku terbelalak mendengar itu karena kupikir Mbok Siti tidak tau kehidupanku.
“Mbok tau darimana?”.
“Wong, Mbok yang ngejaga non dari bayi sampe segede gini masa Mbok gak tau sih”.
“Ta,,,ta,,,tapi, Mbok gak bakal bilang ke papi mami kan?”.
“Tenang aja non, Mbok udah anggep non sebagai anak Mbok sendiri jadi Mbok gak bakal bikin non susah”.
“Fiuh,, makasih banget Mbok, aku emang lebih sayang Mbok ketimbang papi mamiku yang selalu ninggalin aku”.
“Ya udah non, gak usah nangis gitu, mereka kerja di luar negeri buat non juga”.
“Ya, aku juga tau Mbok, mungkin sudah jalan hidupku begini”.
“Yaudah non gak usah dipikirin, ngomong-ngomong non Ayu kan sering tidur ama banyak lelaki, emangnya gak takut kena AIDS ?”.
“Nggak Mbok, soalnya ada obat ini, selain mencegah hamil selama 7 hari, obat ini juga bisa menangkal segala penyakit kelamin. Obat ini aku dapat dari temanku yang ada di luar negeri”.
“Ohh, gitu, yaudah non makan dulu sana, abis itu non mandi terus tidur”.
“Ok, tapi aku punya satu pertanyaan lagi nih Mbok, boleh gak aku telanjang aja di rumah tiap hari?”.
“Terserah non aja,,,”.
Lalu kubuka pakaian seragamku beserta bh dan CD-ku sehingga tubuhku yang habis digarap oleh Mang Yanto terpampang jelas di hadapan Mbok Siti tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.
Mbok Siti berkomentar ketika melihat berkas-berkas merah di payudara dan leherku karena cupangan-cupangan Mang Yanto .
Dan Mbok Siti berkata Yanto
“Non Ayu, kayak abis diperkosa aja”, ketika melihat noda sperma yang telah mengering di daerah selangkanganku dan juga dari lubang anusku.
Aku hanya tersenyum, lalu aku makan, setelah makan aku pergi ke kamarku lalu mandi dan kemudian setelah itu aku tidur dalam keadaan senang karena kini setiap malam sehabis pulang sekolah, ada penis Mang Yanto yang bisa mengobok-obok vagina dan anusku dalam waktu yang sangat lama sehingga membuatku mendapat kepuasaan tiada tara.