
Berawal Materi Pelajaran Sexs Di Sekolahku
Ya…Masukkkk….!! ” Pak Rahmad tersenyum – senyum ketika pintu kantornya diketuk pada siang hari dimana para murid sudah berhamburan pulang, senyumannya tambah lebar mirip senyuman srigala buas yang kelaparan.
Dua orang muridnya yang cantik datang menyerahkan diri, cukup lama Pak Rahmad mengintai mangsanya dan akhirnya kerja kerasnya berhasil dengan gemilang, bayangkan betapa berat ia mencurahkan seluruh pikiran dan tenaganya siang dan malam demi dapat menikmati santapannya yang lezat dan nikmat.
Pak Rahmad tidak pernah merasa memaksa mereka, ia memberikan dua pilihan sebagai bentuk “demokrasi” ciptaannya, serahkan keperawanan kalian atau rekaman kalian akan segera beredar luas. Pak Rahmad mengunci pintu kantornya, kemudian segera menarik pergelangan tangan kedua gadis itu, dengan santai ia menyuruh keduanya agar duduk di atas meja, sedangkan ia sendiri duduk di atas kursi empuknya tepat di hadapan mereka. Elisa dan Vanesha saling memandang kemudian tertunduk lesu tanpa daya.
“Kalian kenapa sichhh….??? Koq lemas gitu, padahalkan kalian ini biasanya hot banget……, sampe ngecrot barengan..He he he” Pak Rahmad terkekeh-kekeh, tangannya menyibakkan rok seragam Vanesha.
“Ehhhh….!! ” Pak Rahmad merasa tersinggung ketika Vanesha menepiskan tangannya, senyuman mesum mendadak hilang dari wajahnya, sambil menggeram ia bangkit dari kursinya dan
”Plakkkkkk!!! “
“Dengar baik-baik, bapak bisa melakukannya dengan kasar kalau kalian terus seperti ini, dasar murid tidak tahu diuntung, disuruh belajar yang enak-enak malah ngak mau, jarang bapak memberikan kesempatan seperti ini…!!”
“Jangan pakkk, jangan, tolong….jangan” Elisa menahan tangan pak Rahmad yang melayang hendak kembali menampar wajah Vanesha.
“Hmmmmmhhh…….” Pak Rahmad mencoba meredakan emosinya.
“Baiklah, nama kamu Elisa ya ??” Pak Rahmad membelai kepala gadis itu, Anisa mengangguk kecil. Pkv Game
“Sekarang coba kamu ciuman dengan Vanesha, Bapak pengen lihat langsung, pengen nonton lesbian live show, hehehe….”
Elisa menekan perasaannya, kemudian bibirnya mengejar bibir Vanesha, nafas Vanesha memburu antara marah dan nafsu yang perlahan-lahan mulai menggoyahkan, menghancurkan rasa marah dan kebencian dihatinya. Sang nafsu mengupas kemudian membasuh rasa marah di hati Vanesha, perlahan-lahan sang nafsu melemparkan jauh-jauh rasa risih yang mengganjal di dalam hati kedua pasangan lesbi itu, Pak Rahmad tersenyum kemudian duduk kembali di atas kursinya, berkali-kali kepala sekolah bejat itu menelan ludah ketika menyaksikan Elisa dan Vanesha saling melumat dengan mesra
“Ckkk Ckkkk.. Ckkkkk…..” suara bibir kedua muridnya yang cantik terdengar saling berdecakan ketika mereka saling melumat dan mengulum.
Vanesha merapatkan kedua kakinya ketika merasakan rok seragamnya disibakkan ke atas oleh Pak Rahmad , pria itu tersenyum sambil menyibakkan rok seragam Elisa.
“Ha Ha Ha.., wahh,!!, Ck ck Ck ” Pak Rahmad berdecak kagum sambil menatap tajam dua pasang paha kedua muridnya yang putih dan mulus, tangan kirinya bermain dipermukaan paha Elisa sedangkan tangan kanannya bermain di permukaan paha Vanesha. Posisi kedua kaki yang merapat itulah yang sengaja dimanfaatkan oleh Pak Rahmad untuk meloloskan celana dalam kedua muridnya.
Tangan Pak Rahmad memaksa kedua paha Vanesha untuk mengangkang, ia menatap wajah Vanesha dengan tatapan sinisnya, kepala sekolah bejat itu merasa di atas angin karena Vanesha hanya terdiam pasrah tanpa daya, menatapnya dengan tatapan putus asa.
“Awwww…..!! ” Vanesha memiawik kaget ketika jari tangan Pak Rahmad mengusap selangkangannya yang mengangkang, tubuhnya tersentak seperti tersengat listrik merasakan usapan kurang ajar itu.
Wajah Vanesha merah padam, baru pertama kali ini selangkangannya dielus oleh jari tangan laki-laki, bahkan kini jari-jari itu mulai menghampiri selangkangannya kembali, nafas Vanesha semakin berat, berkali-kali Vanesha merasakan tubuhnya menggigil , dan merinding hebat.
“Nah Vanesha, coba sekarang kamu buka bajunya Elisa…” Pak Rahmad memerintahkan Vanesha, perlahan-lahan ia melaksanakan perintah Pak Rahmad , tangannya mulai melepaskan kancing baju seragam Elisa kemudian menarik lepas baju seragam temannya.
“Sekarang buka BH-nya….” Pak Rahmad memberikan instruksi lebih lanjut dan Vanesha melaksanakan instruksi Pak Rahmad , Elisa merapatkan kedua kakinya sambil menyilangkan tangankirinya di depan dada berusaha menyembunyikan buah dadanya yang terekspose dengan bebas, sedangkan telapak tangannya yang satunya lagi berusaha menutupi wilayah intimnya.”bagus.., bagus.. Ha Ha Ha” Pak Rahmad tertawa senang.
“Nah, Sekarang giliran Elisa….., Buka baju ama BH-nya Vanesha…” Pak Rahmad meleletkan lidahnya ketika Elisa mulai melaksanakan instruksinya.
“Luar biasa….!!” mata Pak Rahmad berbinar-binar menatap keindahan tubuh Vanesha dan Elisa.
Tangan Pak Rahmad mencekal pergelangan tangan Vanesha dan Elisa kemudian menyuruh mereka untuk berlutut di sisi kanan dan kirinya.
“Oke.., sekarang biar bapak ajarkan, mata pelajaran pertama yang sangat penting bagi kalian berdua, yaitu belajar menservice penis laki-laki, ” Pak Rahmad cengengesan dengan wajahnya yang menyebalkan.
“Seperti biasa dan pada umumnya sebelum belajar kita harus membuka buku terlebih dahulu, sebab bagaimana kita mau belajar kalau bukunya tidak kita buka, iya tohh…, nah, karena ini tentang penis, maka bapak sarankan kalian mulai membuka celana bapak… ayooo tunggu apa lagi sih!!! “Pak Rahmad membentak karena Elisa dan Vanesha tidak menyimak pelajaran darinya.
Mereka saling berpandangan kemudian perlahan-lahan mereka mulai membagi tugas, Vanesha membuka ikat pinggang Pak Rahmad sedangkan Elisa menarik resleting celananya “Srerrtttt…..!! ” , bersamaan mereka menarik celana panjang Pak Rahmad sampai terlepas, kini hanya celana dalam itu sajalah yang menutupi selangkangan Pak Rahmad .
Vanesha dan Elisa memalingkan wajah mereka ketika Pak Rahmad meraih sesuatu dari balik celana dalamnya. “Sekarang kita mulai pelajaran kedua dengan topik, tanpa keberanian maka semuanya sia-sia, oleh karena itu dalam pelajaran kedua ini kalian harus berani mempergunakan mata kalian, coba lihat benda Bapak yang hebat ini HE HE HE”
“Ayo Elisa jangan malu gitu dong ahh, harus berani kaya Vanesha…” Pak Rahmad membujuk Elisa agar mau menatap batang kemaluannya.
“Ihhhh…gede amat….” Elisa tanpa sadar mengungkapkan isi hatinya.
“Nah sekarang , selain sebagai alat perasa lidah juga mempunyai fungsi lain, demikian pula dengan fungsi mulut kalian selain untuk makan tentu ada gunanya….juga dalam pelajaran yang satu ini,, julurkan lidah kalian…” Pak Rahmad tersenyum sambil menekankan kepala Vanesha dan Elisa kearah batang kemaluannya.
“Nahhh…, Ayo belajar baik-baik, dijilat, dihisap…, diciumin….” Pak Rahmad menyandarkan punggunya bersandar pada kursi empuknya. Sesekali terdengar suara Elisa dan Vanesha yang terbatuk-batuk, mereka belum terbiasa menghirup aroma kemaluan pria yang menyengat.
“Bagus, cukup pandai.., ” Pak Rahmad mengelus-ngelus kepala Vanesha dan Elisa, bergantian mereka mengecup-ngecupi buah zakar Pak Rahmad , lidah mereka terjulur-julur keluar menjilati permukaan batang kemaluan Pak Rahmad yang berwarna hitam kecoklatan.
“Nahh, ini juga dicobain.., kamu pasti suka…” Pak Rahmad menekan kepala Elisa sambil menjejalkan kepala kemaluannya, sementara Vanesha menatap Elisa yang sedang menghisap-hisap kepala kemaluan Pak Rahmad , mulut Elisa bedecakan ketika melumat-lumat puncak kepala kemaluan Pak Rahmad , sementara kedua tangan Elisa menggenggam penis Pak Rahmad yang besar.
“Elisaaa, jangan serakah gitu dong, ayo biar sekarang Vanesha yang nyicipin Bapak…..”
Elisa melepaskan kemaluan Pak Rahmad kemudian menyodorkannya pada Vanesha, sebentar Sa menatap kepala kemaluan Pak Rahmad sebentar kemudian menolehkan wajahnya menatap Elisa seolah-olah bertanya seperti apa rasanya. Elisa menganggukkan kepalanya seolah meyakinkan Vanesha kalau mainan baru yang satu ini ternyata sangat mengasikkan. Perlahan lidah Vanesha terjulur keluar dan memijati kepala kemaluan Pak Rahmad sebelum memasukkannya ke mulut, Hmmmmm ternyata seperti inilah rasanya kepala penis laki-laki, asin, kenyal,dan gurih. Bergantian Elisa dan Vanesha menservice kemaluan Pak Rahmad , mulai dari buah zakar, batang kemaluan dan juga kepala kemaluan Pak Rahmad.
Pak Rahmad menarik tubuh Elisa kemudian membaringkannya kembali di atas meja, tangannya mendekap pinggul Elisa dan menggusup pinggul gadis itu sampai posisi vagina gadis itu pas untuk disodok oleh batang kemaluannya, kepala sekolah bejat itu kemudian sibuk berusaha melakukan penetrasi pada lubang vagina Elisa yang masih rapat.
“Aaaakkhhh……!! ” Elisa membeliakkan matanya ketika merasakan batang kemaluan Pak Rahmad mulai terbenam, membelah jepitan vaginanya dengan perlahan-lahan.
“Arhhhhh………, Owwwww….. Hkk Hkkkk” Elisa menolehkan kepalanya kesamping ketika merasakan seseorang menggenggam lembut tangannya.
“Vannn….,Ahhhh.., “Elisa memiawik sambil menggenggam erat tangan Vanesha ketika merasakan kepala kemaluan Pak Rahmad merobek-robek selaput perawannya, Vanesha membelai-belai kepala Elisa, berusaha menenangkan Elisa yang sedang diperawani oleh Pak Rahmad .
Pak Rahmad terkekeh-kekeh sambil semakin dalam membenamkan batang kemaluannya sampai mentok kemudian ditariknya perlahan-lahan kemudian disodokkannya masuk sekaligus kedalam jepitan vagina Elisa.
“Pelan-pelan Pakkk, ” Vanesha memohon memelas pada Pak Rahmad, agar Pak Rahmad menyetubuhi Elisa dengan lebih lembut.
“Boleh, tentu boleh…!! Tapi… syaratnya kamu juga harus ikut ngegarap Elisa…., kalo nggak Bapak sodok dia kayak gini !! Hihhhhh…..!! ” Pak Rahmad menggenjot vagina Elisa dengan kasar sampai Elisa memiawik – mekik kesakitan.
“Jangan…!!, Jangannnn Pakkkk!!, Saya lakukan…..” Tangan Vanesha menahan gerakan pinggul Pak Rahmad yang sedang menggenjot-genjot vagina Elisa.
Pak Rahmad tersenyum-senyum ketika Vanesha mulai duduk di pinggiran meja menghadap ke Elisa yang terlentang pasrah, tangan Vanesha mengelus-ngelus payudara Elisa, diusapnya payudara Elisa sampai gadis itu menggeliatkan tubuhnya karena kegelian.
“Vanes…” gadis itu merintih lirih ketika merasakan remasan-remasan lembut pada gundukan buah dadanya,
”Ahhhh…………… ” Elisa mendesah ketika merasakan tangan Vanesha mencubit putting susunya kemudian mulai menarik-nariknya dengan lembut, sementara Pak Rahmad mulai mengayunkan batang kemaluannya dengan lembut. Ditekankannya batang kemaluannya yang besar dan panjang itu dalam dalam kemudian perlahan-lahan kembali ditariknya sampai sebatas leher penis kemudian ia kembali menekankan batang kemaluannya dalam-dalam sampai mentok.
“Ahhh…, Ahhhhhhh, Vaneshaaa” Elisa merintih sambil mendekap kepala Vanehsa yang sedang mencumbui puncak payudaranya.
Jangan Lupa Lihat Cerita lainya Klik Di Sini …!!
Mulut Vanesha mengecupi buntalan payudara Elisa yang padat dan kenyal, lidahnya terjulur keluar menjalari permukaan payudaranya kemudian menjilati puttingnya sebelum melumat dan mengenyot-ngenyot puncak payudara Elisa dengan kuat. Serangan Vanesha di buah dadanya dan juga genjotan-genjotan lembut Pak Rahmad akhirnya meruntuhkan dinding pertahanan Elisa, dinding itu jebol ketika denyutan-denyutan kenikmatan menerjang tanpa ampun.
“Ahhh… Crrr Crrrrr.. Crrrr…..” Elisa memejamkan matanya, Vanesha agak tercekat ketika menatap Elisa, bibirnya agak terbuka sambil mendesis pelan “Ohhhhhhh, nikmatnya……….”
Elisa tidak lagi merintih kesakitan ketika Pak Rahmad mulai melakukan genjotan-genjotan yang agak kuat dan kencang, “Crepppp… Crepppp… Creppppp…” Benda besar dan panjang itu keluar masuk membelah vagina Elisa
“Ahhhh Ahhhh Ahhhhh Awwwww….” Elisa memiawik – mekik kecil keenakan, tusukan-tusukan pak Rahmad terasa semakin nikmat, terkadang ia menjerit keras dengan liarnya.
“Elisa??!! ” Vanesha tercengang , Elisa yang ia kenal tidak seperti ini, Ohh, kenapa ? apakah tusukan-tusukan batang kemaluan Pak Rahmad yang membuat Elisa berubah menjadi liar seperti ini ???
“Ennnhh Ennnnh Ennnhh… Aaaaaaa” Elisa semakin keras merengek ketika Pak Rahmad semakin kuat menggenjot-genjotkan penisnya.
“Arhhhhh….!! “Elisa mengerang keras ketika penis Pak Rahmad mengaduk-ngaduk vaginanya, pria itu tampak semakin bernafsu menyodok-nyodokkan batang kemaluannya.
“Oahhhhhhh…., Hshhhhhhhh……Hshhhhhh” Elisa mendesis-desis, sungguh sulit menahan nikmatnya sodokan-sodokan penis Pak Rahmad yang membuat Elisa berkali-kali terperanjat seperti terkena sengatan listrik tegangan tinggi, dan pada sentakan terakhir ia memiawik kecil
“Ahhhhh…, Pak Rahmaddddd, Crrr Crrrrr…….” tubuh Elisa mengejang beberapa detik sebelum akhirnya terkulai dengan lemas, Pak Rahmad menghela nafas panjang sambil meremas-remas buah dadanya, kepala sekolah bejat itu menarik batang kemaluannya dari dalam jepitan vagina Elisa. “Plophhhh”
“Vanes.., sekarang giliran kamu he he he” Pak Rahmad memerintahkan Vanes agar duduk di atas kursi empuknya.
“Ayooo…, ngak apa-apa koqq…” Pak Rahmad membimbing Vanesh dengan paksaan, dibukanya kedua lutut Vanesh agar mengangkang ke samping, gadis itu berusaha mengumpulkan keberaniannya ketika kepala Pak Rahmad menunduk dan mendekati wilayah intimnya, Vanesh merasa risih ketika merasakan hembusan-hembusan nafas pak Rahmad yang memburu menerpa permukaan vaginanya.
“AHHHHH…!! ” Vanesh tersentak ketika merasakan sebuah jilatan dibibir vaginanya, tubuhnya menggigil hebat ketika merasakan ulasan-ulasan lidah Pak Rahmad menjilati dan mengorek-ngorek belahan vaginanya.
“Slllcckkkk….Sllllcccckkkkk… Slllccckkkkk!! “
“Ennnhhhhhh……” Tubuh Vanesh kelojotan ketika mulut Pak Rahmad tiba-tiba mengenyot-ngenyot bibir vaginanya “Uhhhhh!! Crrrr Crrrr Crrrrr” Cairan kenikmatan itu berdenyut berkali-kali dan semuanya habis dikenyot dan ditelan oleh Pak Rahmad.
“He he he…, Nyamm, Gurih…, Ehmmm” Pak Rahmad mengangkat kepalanya ,
Vanesh terdiam dengan wajah merah padam, ketika si kepala sekolah bejat itu berhasil membuatnya mencapai puncak klimaks.
Vanesh menolehkan kepalanya ke kiri ketika Pak Rahmad mulai mengarahkan batang kemaluannya pada bibir vaginanya, Vanesha merintih ketika merasakan gesekan-gesekan kepala kemaluan Pak Rahmad yang menggeseki belahan vaginanya.
“AHHHHH………!! ” gadis itu memejamkan matanya rapat-rapat ketika merasakan belahan vaginanya dipaksa melar pada saat kepala kemaluan Pak Rahmad mulai melakukan penetrasi, tubuhnya melenting kemudian terhempas begitu saja.
“Hsssshhhhh…… Awwww…..!! “Vanesh menatap Wajah Pak Rahmad sambil berusaha menahan gerakan pinggul Pak Rahmad , Pak Rahmad tertawa senang sambil menikmati jepitan vagina Vanesha pada leher penisnya.
“Uuuuhhhh……” bibir Vanesh meruncing ketika merasakan penis Pak Rahmad mulai menekan untuk masuk lebih dalam, Vanesh menggeliat-geliat resah, bibirnya terus mendesis-desis tanpa henti.
“Awwww…., Aduhhhhh……” Vanesh mengernyit kesakitan ketika kepala kemaluan Pak Rahmad bersuka ria merobek-robek selaput daranya,
Sambil meremas induk payudara Vanesh, Pak Rahmad menyentakkan batang kemaluan kuat-kuat.”Owwwww……!! “Vanesh terkulai lemas di atas kursi empuk dengan sebatang penis Pak Rahmad yang besar dan panjang tertancap dalam-dalam di lubang vaginanya. Air mata meleleh dari sudut matanya, gadis itu terisak menangis sambil menatap wajah Pak Rahmad , betapa menyebalkannya wajah pria itu, dasar bajingan!! keparat!!
Vanesha mengumpat dalam hati.
Pak Rahmad menarik penisnya perlahan-lahan kemudian kembali disodokkannya sekaligus, bibir vagina Vanesha sampai terlipat kedalam ketika batang kemaluan yang besar dan panjang itu menyodok masuk dengan paksa.
“Hemmmppphhh…..” Vanesha bertahan agar dirinya tidak berteriak, ia tidak ingin si keparat ini terkekeh senang mendengarnya memiawik-mekik tanpa daya dalam genjotan-genjotan batang kemaluannya.
Pak Rahmad menggeram kemudian semakin kasar dan liar menarik dan membenamkan batang kemaluannya, begitu kasar, liar dan brutal,
“Clepp.. Cleppp Cleppp….”
“Oawwwww….!! Ampunnn… Pakkkk!! Ampunnnn Ohhhhh” Vanesha tidak sanggup lagi menahan genjotan-genjotan kasar Pak Rahmad , Pak Rahmad malah semakin mempercepat genjotannya, sambil sesekali tertawa senang mendengarkan jeritan-jeritan kecil Vanesha.
“HHhhsshhh…..” Vanesha berusaha mengambil nafas sebanyak mungkin ketika Pak Rahmad membenamkan batang kemaluannya dalam-dalam dan berhenti bergerak, kedua tangan Pak Rahmad meremasi induk payudara Vanesha yang sudah basah oleh lelehan cairan keringat, dijepitnya putting susu gadis itu kemudian dipilin-pilinnya putingnya yang sudah meruncing keras. Pak Rahmad mencekal tungkai lutut Vanesh sebelah bawah dan mendorong sambil mengangkangkan kedua kaki gadis itu. Posisi kaki Vanesh mirip huruf “M” yang sangat indah. Vanesh meringis ketika Pak Rahmad menarik kembali batang kemaluannya, gadis itu tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Ahhh, AHHHH, Owwww…! Owwwww!” Tubuh Vanesh tersentak-sentak dengan kuat ketika Pak Rahmad kembali menggenjot-genjot kasar lubang vagina Vanesh yang seret dan sempit.
“Ahhhh, kenapa ini ??, Ohh, Ampun, enak bangetttt…..” Vanesh membatin ketika merasakan genjotan-genjotan Pak Rahmad yang kasar dan brutal terasa semakin enak. Apa ini yang dirasakan oleh Elisa, Hmm, pantesan Elisa malah mendesah-desah keenakan ketika digenjot-genjot oleh batang kemaluan Pak Rahmad .
“Ahhhh… Pak Rahmaddddd, Ahhhhhh….” Vanesh menatap sayu wajah Pak Rahmad , menatap laki-laki gemuk itu mengayunkan batang kemaluannya yang besar dan panjang.
“He He He, Gimana pelajaran khusus dari bapak ?? rasanya enak bukan ?? Kamu harus bersyukur dan berterimakasih sama Bapak, nggak semua murid perempuan mendapatkan kesempatan emas ini !!!, Cuma yang cantik-cantik aja, HA HA HA HA” Pak Rahmad mencekal pinggang Vanesh kuat-kuat kemudian menghentak-hentakkan batang kemaluannya dengan liar dan brutal sampai Vanesh melolong panjang “Owwwwww…………hhhhhh”
“Hemmmmmffffff… Ucchhhhh….?” Vanesh mendesah-desah ketika tiba-tiba lubang vaginanya berkedut-kedut dengan nikmat, ada sesuatu yang keluar tanpa dapat ditahan atau dicegah, semuanya terjadi begitu saja, begitu lega, nyaman, kenikmatan itu membuat Vanesh merinding.”OHHH…, nikmat banget sichhh……” tanpa sadar Vanesh mendesis lirih.
Pak Rahmad meraih pundak Vanesh kemudian menarik tubuh gadis itu ke arahnya sambil melakukan kocokan-kocokan lembut. Kepala sekolah bejat itu menciumi bibir Vanesh yang terus mendesah-desah, sesekali dilumatnya bibir gadis itu.
“ckkkk… Ckkkk… Cllllkkkkk, Ohhh,, Hsshhh Ahhh Ckkkk..”
Suara decakan-decakan itu bercampur dengan desahan dan rintihan Vanesh yang semakin manja dan menggairahkan.Pak Rahmad menolehkan kepalanya pada Elisa yang sedang duduk di pinggiran meja sambil menonton perbuatan mesum antara Pak Rahmad dan Vanesha.
“Elisa sini…” Pak Rahmad memanggil Elisa, perlahan-lahan Elisa mendekati pak Rahmad.
Kepala sekolah bejat itu menarik pergelangan tangan Elisa agar gadis itu ikut berlutut disamping tubuhnya yang gembrot, dengan santai lengan Pak Rahmad melingkari pinggang Elisa, setelah mengecup pipi Elisa, Pak Rahmad kembali menggenjotkan batang kemaluannya menerjang lubang vagina Vanesh. Vanesh menatap Elisa dengan tatapan matanya yang sayu, berkali-kali bibirnya mendesah-desah lembut, terkadang mengerang lirih, nafas Elisa semakin memburu, gadis itu menundukkan tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Vanesh. Dengan lembut Elisa melumat bibir Vanesha.
“Ha Ha HA…, Bagus, Bagus….! ” Pak Rahmad tertawa senang, sambil menatap kedua muridnya yang lesbi saling berpelukan dan berciuman dengan mesra, kepala sekolah bejat itu menatap pantat Elisa yang agak menungging di sisinya, sambil mengocok vagina Vanesha Pak Rahmad mencari cari kelentit Elisa.
“Offffffhhh…, Ahhhh, Ahhhh Ckk Ckkk….” Elisa mendesah-desah ketika merasakan kelentitnya diurut-urut oleh Pak Rahmad , sementara Vanesh mendesah resah karena lubang vaginanya terus digenjoti oleh si keparat Rahmad.
“Ahhhh Ahhhhh… Pak Rahmad …..”
“Aduhhh… duhhhh Ahhhhhh… Awwww”
Rintihan-rintihan kedua murid yang cantik itu terkadang disela oleh suara tawa pak Rahmad yang terkekeh-kekeh keenakan, erangan dan desahan-desahan manja semakin sering terdengar dari bibir mereka.
“Aaaaa…. Hemmmm CRRTTT CRRRRTTT”
“Aduhhhh… AAAAAAA…. Crrr Crrrrr…….”
Pak Rahmad semakin pede ketika berhasil merobohkan kedua muridnya yang cantik sekaligus. Ia lalu mencabut batang kemaluannya.
“Ehmmm, He he he…..kalian haus??” Pak Rahmad bertanya pada kedua muridnya, Elisa dan Vanesha menganggukkan kepala sambil menatap dengan pandangan memohon.
“Ayo kalian bersujud di depan Bapak….” tangan kanan Pak Rahmad berkacak pinggang sedang kan tangan kirinya memegang sebotol teh botol yang sudah dibuka, perlahan-lahan Elisa dan Vanesha berlutut di hadapan penis Pak Rahmad.
“Kalian boleh minum tapi harus lewat Bapak, ya itung-itung ngerasain teh botol rasa baru,” Pak Rahmad memiringkan teh botol ditangannya tepat pada Batang Penisnya yang sengaja diarahkan pada wajah kedua muridnya yang cantik.
Elisa dan Vanesha terdiam sambil menatap sedikit air teh yang mengucur di ujung kemaluan Pak Rahmad , antara rasa haus dan harga diri, itulah yang harus dipilih oleh mereka.
“Gluk… Ceglukk…” berkali-kali Vanesha dan Elisa menelan ludah berusaha membasahi kerongkongan mereka yang terasa kering dan panas sedangkan sedikit air teh yang mengucur di ujung penis Pak Rahmad begitu menggoda mereka.
“Slccckkk… Slllccckkkk,, Glekkk,,, Srrrrrrpppp… Srrrpppp” Vanesh langsung menyeruput air teh yang mengucur di ujung penis Pak Rahmad , untuk mengghilangkan rasa dahaga yang menyiksanya.
“HA HA HA HA HA HA…..” Pak Rahmad tertawa senang, suara tawanya semakin keras ketika Elisa mengikuti jejak Vanesh.
“Buka mulut kalian lebar-lebar….” Pak Rahmad memerintahkan agar Vanesh dan Elisa membuka mulut mereka, ia mengarahkan kepala kemaluannya pada mulut Elisa yang ternganga, kemudian menuangkan air teh melalui batang kemaluannya
“Cerrrrrrr………” terdengar suara air teh yang sedang mengisi rongga mulut Elisa, selesai mengisi mulut Elisa, Pak Rahmad mengarah kepala kemaluannya untuk mengisi rongga mulut Vanesha.
“Glukkk… Glukk”
“Ceglukk…. Gluk”
Elisa dan Vanesha yang kehausan menelan air teh di rongga mulut mereka, pak Rahmad berulang kali mengisi mulut kedua muridnya yang terus menganga kehausan.
“Nahhh, gimana rasanya ?? teh botol rasa , HA HA HA” Pak Rahmad tertawa terbahak-bahak, ada sensasi tersendiri ketika melecehkan kedua muridnya yang cantik.
Pak Rahmad mencekal pergelangan tangan kedua muridnya dan menarik mereka berdua berdiri, “Nahhhh , kalian sudah belajar dient*t dan terus terang, Bapak sangat salut pada kalian berdua, memiaw kalian rasanya enakk banget…, seret, peret pisannn…, top abis dahhhh….!! TWO THUMB UP BUAT memiaw KALIAN !! ” (Hemmmmm??? Waduh….kayaknya istilahnya familiar amat ^^ )
“Setelah pelajaran dientt, kurang sreg rasanya jika kalian tidak belajar untuk melakukan pembalasan…., nah ini dia pelajaran selanjutnya, kalianlah yang harus belajar ngenttin Bapak…. He he he…..” Pak Rahmad menarik Vanesha dan Elisa ke arah kursi sofa panjang di ruangan kepala sekolah yang biasanya dipakai untuk menjamu tamu.
Tubuh Pak Rahmad duduk santai di atas kursi sofa, Vanesh dan Elisa saling berpandangan. Harap-harap cemas, berharap untuk kembali menggapai puncak kenikmatan namun cemas menghadapi sodokan-sodokan maut pak Rahmad.
“Nah, Elisa…, Coba kamu naik kemari,”
Elisa menaiki tubuh Pak Rahmad , kedua tangannya berpegangan pada bahu pak Rahmad untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, Posisi Elisa Mirip seperti Orang yang sedang berjongkok untuk buang air kecil.
“Oke, sekarang kamu dudukin kepala Bapak Pakai memiaw Kamu…, Ayooo…, jangan ragu-ragu….”Pak Rahmad membantu dengan menarik pinggang Elisa untuk turun.
“Sllllleeeeeppppphhhhh ” Perlahan-lahan kepala kemaluan Pak Rahmad kembali membelah vagina Elisa. “Aaakkhhh….” kepala Elisa terangkat keatas sambil mendesah panjang merasakan batang kemaluan Pak Rahmad kembali tertancap di lubang vaginanya, Elisa berusaha menekankan vaginanya ke bawah, lelehan keringat kembali bercucuran membasahi tubuh gadis itu.
“Sekarang kamu ayun-ayunkan pinggul kamu… Ayoo…” Pak Rahmad menanti aksi Elisa selanjutnya, sambil menggigit bibir Elisa mulai bergerak mengayun-ngayunkan pinggulnya.
“Lebih cepat !!.. Lebihhh kuatttt….!! ” Pak Rahmad menyemangati Elisa agar lebih aktif lagi melakukan Pr-nya.
“Ayoo,,, terusss,,!! perkosa Bapak, Elisa…,!!” Pak Rahmad membantu Elisa dengan menarik-narik pinggulnya untuk turun dengan lebih cepat dan kuat.
“Pakkk… Rahmaddddd!! Enakkkk…, Pakkkkkk….” Elisa menjerit liar, sambil menghempas-hempaskan pinggulnya dengan lebih cepat.
Payudara Elisa yang membuntal padat bergerak-gerak dengan indah di dadanya, Pak Rahmad Langsung mencaplokinya bergantian dari yang kiri dan yang kanan.
“Utsssss….!! Crr Crrr Crrrr…..” gerakan Elisa tiba-tiba terhenti, tubuhnya mengejang , Elisa merintih lirih dan terkulai lemas dalam dekapan Pak Rahmad.
Pak Rahmad mendorong tubuh Elisa kesamping kanan, gadis itu bersandar lemas dengan posisi kedua kakinya sedikit mengangkang.
“Ayo.., Vanesh sekarang kamu yang berlatih….”
Pak Rahmad terkekeh-kekeh sambil membantu memegangi pinggang Vanesh yang berusaha menaiki tubuh Pak Rahmad yang gembrot.
Nafas Vanesha memburu kencang ketika merasakan kepala kemaluan Pak Rahmad yang tidak tahu malu itu kembali menerobos Belahan Vagina gadis itu.
“Ahhhh…. Hsssshhhhhhh…..” Vanesh mendesis, tubuhnya melenting ke belakang sehingga buah dadanya semakin menonjol, sebuah kesalahan fatal karena Pak Rahmad justru memanfaatkan moment tersebut untuk mencaploknya, rakus sekali pria itu melumat-lumat payudara Vanesh yang segar sampai itu sepuas-puasnya.
“Nahhh, ayoo, mulai berlatih…!! ” Pak Rahmad sudah tidak sabaran ingin mewariskan pelajaran penting untuk Vanesh.
“Susah Pakkk, susahhhhh…..” Vanesh tampak kesulitan
“Makanya jangan terlalu tegang begitu santai saja…. Ayo coba lagi…Bapak yakin kamu bisa melakukannya !! “
“Hsssshhh… Ahhhhh Haaaaasssshhhh….” Vanesh mulai dapat melakukan tugasnya dengan baik, bahkan lebih pandai dari Elisa karena Vanesha tampak lihai menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti orang main hulahop.
“Wahhhhh…, rupanya kamu punya bakat terpendam!! ” Pak Rahmad tersenyum sambil meremas buah dada Vanesh.
“Ahh Ahhh Ahhh….” Vanesha mulai belajar untuk menghempas-hempaskan pinggulnya, gadis itu menjerit-jerit liar sambil merengek-rengek manja
“Wahhh…, kamu nangtang Bapak rupanya..,,, Baik bapak layani…!!” Pak Rahmad menyodokkan batang kemaluannya ke atas ketika Vanesh menghempas-hempaskan vaginanya kebawah.
“Ohhhh…., Pakkkk!!, Lebih kerassss….!! Ahhhhh terusss Pakkk…” Vanesha sudah kehilangan jati dirinya, yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikmatan yang terasa ketika vaginanya disodok-sodok oleh batang kemaluan Pak Rahmad.
“AHHHHH……!! Crrr Crrrr” Vanesh mengalungkan kedua tangannya pada leher Pak Rahmad sambil menghempaskan vaginanya kebawah kuat-kuat, nafasnya tersendat-sendat ketika cairan-cairan kenikmatan itu berdenyut keluar.
Vanesh menolehkan kepalanya ke belakang ketika merasakan pinggulnya di dorong ke samping oleh seseorang, rupanya Elisa ingin melanjutkan permainan barunya. Vanesh wsedang asik-asiknya menonton Elisa yang sedang menghempas-hempaskan pinggulnya dengan liar ketika terdengar bunyi
“Cklekkk…..!!”
“Owww….!! ” Vanesh dan Elisa berseru terkejut ketika seseorang menerobos masuk diikuti beberapa orang guru di sekolah itu.
“Ohhhh…, Pak Yanto….!! Silahkan….” Pak Rahmad mempersilahkan Pak Yanto untuk masuk.
“Wahhhh…, lagi asik rupanya, Maaf nih saya jadi menggangu Pak Rahmad ” Pak Yanto menutup kembali pintu ruangan itu.
“Ohhh, Tidak apa…, saya justru senang Pak Rahmad mau ikut bergabung, dan memberikan informasi penting tentang korban kita berikutnya… he he he” Pak Rahmad terkekeh-kekeh sambil meremas-remas buah pantat Elisa.
Tampaknya akan segera terjadi pertempuran tidak seimbang, antara Elisa dan Vanesha melawan Pak Rahmad.
Bersambung….!!!